Iklan

Berita Utama

PANGALENGAN MERAJUT PERDAMAIAN DARI DESA UNTUK INDONESIA, DAMAI DESAKU DAMAI BANGSAKU

, September 21, 2020 WAT

 


MERAJUT PERDAMAIAN DARI DESA UNTUK INDONESIA, DAMAI DESAKU DAMAI BANGSAKU

Bandung-Jabar: Dalam rangka membangun kesadaran anak muda dalam proses pemberdayaan masyarakat, terutama di pelosok Nusantara, sekaligus memperingati Hari Perdamaian Internasional 2020, Duta Damai BNPT RI menggelar acara Kampanye dan Deklarasi Desa Damai (Guyub, Rukun, Sauyunan) dengan tema “Dari Desa Untuk Indonesia, Damai Desaku Damai Bangsaku” pada Senin 21 September 2020 di Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Pada kegiatan kali ini, Duta Damai Jabar menghadirkan Atalia Praratya selaku Pendiri Jabar Bergerak sekaligus istri Gubernur Jawa Barat, Kolonel Pas Sujatmiko selaku Kasubdit Kontra Propaganda BNPT RI, Odang Kusnadi sebagai Kepala Desa Margamukti, Ridwan Rustandi selaku Koordinator Duta Damai Jabar BNPT RI dan Hasna Salma selaku perwakilan Anggota Duta Damai Jabar.


Acara diawali dengan Telekonferensi Digital tentang Ketahanan Keluarga di Era Digital yang disampaikan oleh Atalia Praratya. Dalam materinya, beliau menjelaskan bahwa keluarga dalam hal ini orangtua mesti menjadi garda terdepan untuk melindungi keluarganya dari isu-isu hoaks yang beredar di media sosial serta membekali keluarganya terkait penggunaan media sosial yang positif  (literasi digital). Hal itu dilakukan guna meminimalisir penggunaan media sosial yang kerap kali dijadikan sebagai alat untuk menyulut pertengkaran dan perpecahan. Sehingga diharapkan, berawal dari keluarga, perdamaian pun akan tercipta.

Dalam strategi melawan radikalisme, Kolonel Pas Sujatmiko menerangkan bahwa pemahaman agama yang benar (pendekatan washathiyah) serta kegiatan perdamaian khususnya bagi anak muda merupakan daya tangkal yang mesti ditempuh agar tren narasi-narasi radikal di media sosial bisa diredam bahkan dihilangkan dari negara Indonesia.


"Kita mesti memberikan daya tangkal kepada seluruh masyarakat Indonesia terhadap pengaruh radikalisme yang akan merusak ideologi bangsa dan bisa ditangkal dengan pesan-pesan keagamaan kemudian yang tidak boleh terlupakan adalah menggunakan pendekatan kearifan lokal khususnya di wilayah Jawa barat," ujarnya.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Ridwan Rustandi selaku Koordinator Duta Damai Jabar. Dalam sambutannya, Ridwan menjelaskan bahwa Duta Damai merupakan relawan yang bergerak di dunia maya untuk memberikan edukasi tentang bahaya hoaks dan radikalisme, khususnya bagi anak muda.

"Berdasarkan dari data asosiaasi penyelenggara internet Indonesia hampir 80 persen informasi yang kita terima lewat digital, termasuk hp yang kita pegang setiap waktu hampir 80 persen semuanya manifulatif jadi pesan hoaks itu 80 persen perhariterutama hoaks atau ujaran kebencian tentang isu sara, agama atau hal-hal yang berkaitan dengan politik, maka kita dijejali dengan informasi yang sifatnya hoaks bahkan tidak salah kalau generasi muda kita, di facebook, media sosial memposting sesuatu yang seharusnya tidak diposting di ruang publik," tukasnya.

Ia mengatakan "Penetrasi penyebaran media sosial hari ini, hampir 60 persen masuk ke pedesaan tidak terkecuali di desa Margamukti. Dari 17 ribu BPS hampis 11 ribu usia produktif mereka pada usia 15 64 tahun, katakanlah setengahnya dari 11 ribu itu anak muda maka anak muda yang menjadi sasaran biasanya bagi penyeebaran isu2 yang sofatnya hoaks, hate speach, dengan berbagai isu. Maka salah satu tanggung jawab dunia maya hari ini, kita berkomitmen kita intens melakukan kegiatan positif, dalam bentuk konten kreatif dan inovatif," jelas Ridwan.

Selaku Kepala Desa Margamukti sekaligus pembuka acara Pelatihan Konten Kreatif, Odang Kusnadi berharap Desa yang dipimpinnya bisa menjadi role model Desa Damai. Menurutnya "Desa Margamukti sudah damai, sudah aman, maka dengan dipilih sebagai Desa Damai maka diharapkan bisa menjadi role model nasional dan meski dijaga oleh semua pihak," tukasnya.


Pada sesi terakhir, acara ditutup dengan penyampaian materi terkait Internet Sehat yang disampaikan oleh Hasna Salma. Menurutnya, terdapat tiga poin yang mesti diperhatikan dalam penggunaan internet, di antaranya, pertama menanamkan pengetahuan sejak dini kepada anak-anak atau anak muda seputar dunia digital. Kedua, menananamkan etika penggunaan internet, seperti tahu waktu penggunaan internet serta ketiga pengawasan orang tua terhadap anaknya dalam menggunakan internet.

Acara pelatihan konten kreatif tersebut akan dilaksanakan pada Januari sampai Juni 2021 Mendatang dengan menyasar seluruh anak muda di Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (RM/AY)

TrendingMore